#1 12 Desember 2019
Diam
saja, pelan-pelan kamu cerna, biar dipikiran dan perasaanmu ia tak
mendeskripsikan suatu pukulan. Rasanya teramat berat, jika kamu menelan
mentah-mentah.
Hari
ini mungkin seperti ini, esok dan hari-hari seterusnya tak akan pernah ada yang
tahu. Doakan saja, sabar kan saja. Roda berputar, kehidupan berputar.
Jangan
membalas, jangan jadi jahat. Biarkan saja, serahkan saja pada yang berhak
mengatur semuanya. Bila tak kuat, adukan saja lewat doa-doa, walau tak bisa
menyembunyikan air mata. Jangan malu, memang Dia segala tempat kamu bisa
mengadu.
Hari
ini kamu mengalah. Hari ini kamu salah. Hari ini kamu tak perdaya. Hari ini
hal-hal yang membuatmu kecewa mungkin menghampiri. Mengadulah, menangislah,
dalam rangkain doa-doa agar kamu bisa melalui semuanya.
Jangan
lari, lalui saja. Fase hidupmu seperti ini, fase hidup orang seperti itu, semua
sesuai dengan kemampuannya. Semua orang punya fase terang dan gelap dalam
kehidupannya, bukan hanya kamu saja.
Nanti
tak ada satu pun yang bisa disembunyikan lagi. Semua akan menuai apa yang telah
kita tanam, begitu pun kamu. Jika saat ini kamu merasa banyak dicurangi, ingat
saja, kebenaran akan datang, kebohongan akan terungkap, penyesalan akan
menghampiri, kebahagian setelah kesedihan pun akan datang.
Betapa
hebat seseorang yang bisa menapaki fase kesabaran dan keikhlasan. Tak ada waktu
yang cepat untuk bisa ke fase itu. Semuanya memerlukan proses, semuanya
merasakan pahit, sebelum akhirnya manis bisa dicicipi.
Untuk
beberapa kata …
“Hidup
bukan tentang mendapatkan apa yang kamu miliki. Tapi, tentang menghargai apa
yang kamu miliki dan sabar menanti apa yang akan menghampiri”.
Dan kamu pernah pada saat itu,
sebentar lagi kamu akan menggegam hal yang begitu sangat kamu inginkan. Lalu takdir
berkata lain, sesuatu yang tersebut sudah lebih dulu di ambil Pencipta. Tak ada
yang bisa kamu lakukan, tak ada yang bisa kamu perbuat, sekalipun kamu
mengganti ia dengan nyawamu. Lagi, itu bukan milikmu, semua punyamu bukan
sepenuhnya milikmu. Lalu kehilangan yang kamu alami, pasti akan diganti dengan
sesuatu yang mungkin tak akan pernah kamu perkiraan sebelumnya. Bersabar …
ikhlaskan … Sifat besar kepalamu, rencanamu, keinginanmu, akan mengalahkan
segala kehendak-Nya.
Lalu,
“Allah
uji tanda sayang. Allah uji tanda rindu. Allah uji tanda cemburu. Dia sayang.
Dia beri yang terbaik untukmu. Dia rindu. Rindu ingin melihat kamu bersujud
pada-Nya. Dia cemburu, melihat kamu melebihkan perkara lain dari Dia”.
Setelah berlalu dengan kesedihanmu
kemarin. Kamu akhirnya sekarang mulai sadar. Kemarin, dulu, bahkan jauh dari
hari ini kamu begitu mendamba kebahagian dunia yang ada dipikiranmu. Kamu
terlalu percaya diri untuk menggapainya seorang diri. Kamu sempat berpaling,
kamu menghadap-Nya dengan terburu-buru. Kamu mengingat-Nya semaumu saja.
Padahal Ia begitu merindukan ceritamu, cerita mengenai kejadian yang telah
terjadi hari ini atau kemarin, atau cerita mengenai rencana-rencana masa
depanmu. Kamu lupa, bahwa ada yang lebih pantas mengatur semuanya dan lebih
tahu apa yang terbaik untuk hidupmu. Kamu hamper lupa.
Umar
bin Khatab pernah berkata, “ Aku mencari segala bentuk rezeki, tetapi aku tidak
menemukan rezeki yang lebih baik daripada Sabar”.
Setelah banyak hal terjadi padamu,
terutama hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginanmu. Kesedihan datang.
Kepedihan datang, bahkan sampai kehilangan. Maka, pengobat segala keluh kesahmu
adalah kesabaranmu. Ia perlahan akan memperbaiki kekacauan yang hatimu rasakan,
ia perlahan akan memperbaiki kehidupanmu yang sempat berantakan. Ia sebagai
obat yang sebenarnya tak mudah untuk kamu telan.
Tapi, selama kamu di dunia ini
banyak ujian yang akan kamu dapatkan.
Dalam
QS Ali Imran ayat 14 “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta
terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta
benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik “.
Untuk beberapa orang dalam hal
mencapai semua itu akan dibutakan oleh ambisi sendiri. Begitu pula dengan kamu,
kamu bahkan sempat terlena oleh ambisimu sendiri hingga akhirnya Dia patahkan
semua ambisimu tanpa perlu persetujuanmu. Kamu diminta lagi untuk pulang,
mengadukan semua keluh kesahmu. Kamu diminta untuk menunduk, agar kamu tak
jumawa lagi.
Tapi, semoga setelah kesedihan dan
kepahitan yang kamu terima ada hikmah yang bisa kamu dapatkan. Ada sesuatu yang
membuatmu bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bisa menyadarkan kesalahanmu
dan mau memperbaikinya. Berdasarkan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Majmu’ul Fatawa jilid 14
hlm.255, “ Berbagai musibah akan menggugurkan dosa-dosa yang beriman. Dan
dengan sabar dalam menghadapinya akan menyebabkan derajat mereka terangkat”.
Semoga kamu adalah salah satu orang yang beriman itu dan kamu adalah salah satu
orang yang bisa bersabar.
Komentar
Posting Komentar